Pertama, bekerjalah sesuai dengan potensi diri Anda. Banyak orang yang tidak berhasil dalam hidup karena mereka bekerja di bidang yang sesungguhnya tidak mereka sukai atau tidak mereka kuasai. Alhasil, prestasi yang mereka peroleh tidak pernah maksimal. Lantas, bagaimana kita bisa tahu potensi diri kita? Ada berbagai pendekatan untuk menjawab hal itu, antara lain carilah pekerjaan yang membangkitkan gairah Anda atau Anda merasa senang ketika mengerjakannya (passion). Dengan demikian, pekerjaan tidak lagi dirasakan sebagai beban karena Anda sangat menikmatinya meski (terkadang) Anda barangkali tidak memperoleh upah dalam bentuk uang atau materi. Bisa jadi bidang itu tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan formal Anda. Selain itu, bekerjalah di bidang yang Anda bisa atau mahir (strength), bukan bidang yang sulit bagi Anda. Orang yang senantiasa melakukan pekerjaan yang sebetulnya sulit baginya lambat-laun akan merasa depresi. Pekerjaan hanya akan menjadi beban baginya.
Kedua, utamakan hubungan baik dengan semua orang. Kompetensi tanpa didukung dengan kemampuan membina hubungan baik akan menjadi penghalang bagi karir seseorang. Sebaliknya, jika seseorang mampu berhubungan baik dengan sesama (termasuk atasan, rekan kerja, bawahan, konsumen, dsb) maka ia akan lebih mudah mendapatkan dukungan. Orang yang tidak mampu berhubungan baik dengan orang lain akan sangat sulit bekerja sama dalam sebuah tim. Bukankah kita semua sadar kalau sebuah prestasi besar hanya mungkin dicapai jika kita bekerja dalam sebuah tim?
Ketiga, tunjukkan minat dan ketulusan untuk membantu rekan kerja lebih sukses. Hal ini bisa diwujudkan melalui tindakan proaktif dalam bekerja, kesediaan memberikan ide atau kritik yang membangun serta kesediaan untuk berbagi ilmu dengan rekan kerja lainnya.
Keempat, berikan lebih dari yang diminta. Orang yang bekerja pas bandrol akan mendapatkan upah yang pas bandrol pula. Berikan yang terbaik yang mampu Anda berikan. Sayangnya, banyak juga orang yang sering berkata, ”Kalau gaji saya dinaikkan tentu saya akan bekerja lebih giat!” Ini bukan sikap yang bijaksana. Bukankah hukum alam mengajarkan dengan tegas bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur dan bukan sebaliknya? Jadi, menabur dulu baru menuai kemudian. Lakukan yang terbaik dulu maka upah, promosi jabatan, dsb, akan mengikuti kita. Seorang sahabat pernah mengingatkan saya kalau orang yang paling memberatkan perusahaan bukanlah karyawan dengan gaji paling tinggi melainkan karyawan yang tidak produktif. Oleh karena itu, jadikanlah diri Anda berharga bagi perusahaan. Kehadiran dan ketidakhadiran Anda dalam perusahaan tersebut seharusnya memberikan warna tersendiri. Yang paling berbahaya jika kehadiran Anda sama sekali tidak memberikan nilai tambah atau bahkan nilai minus bagi perusahaan. Saya sering mengatakan kalau karyawan yang baik ibarat tulang rusuk bagi perusahaan.
Kelima, bergaul lintas departemen. Hal ini sangat penting agar Anda memahami organisasi secara keseluruhan dan makin sadar kalau kesuksesan organisasi ditentukan oleh kesuksesan tiap bagian atau departemen di dalamnya. Dengan demikian, Anda akan semakin rendah hati. Tanpa bergaul lintas departemen, seseorang cenderung menjadi sombong dan berpikir kalau departemennyalah yang paling penting dan paling berjasa bagi keberhasilan perusahaan.
Keenam, terlibatlah dalam kegiatan informal. Misalnya, nonton bersama, natal bersama, olahraga, atau piknik bersama. Kegiatan seperti ini tidak hanya mengakrabkan hubungan namun sekaligus memperluas lingkaran pengaruh Anda sehingga akan memudahkan Anda jika suatu hari nanti Anda menempati posisi strategis sebagai pemimpin di perusahaan tersebut.
Ketujuh, prioritaskan pekerjaan-pekerjaan Anda. Sekedar sibuk tidaklah berarti Anda orang yang berprestasi. Oleh sebab itu, Anda harus membuat agenda mengenai hal apa saja yang harus Anda lakukan dan mendisiplinkan diri Anda untuk mengerjakannya. Pepatah mengatakan disiplin beratnya berkilo-kilo namun penyesalan beratnya berton-ton. Fokus untuk mengerjakan prioritas pekerjaan Anda akan membuat Anda menjadi orang yang lebih produktif.
Kedelapan, evaluasi berkala kinerja Anda. Semakin lama seseorang bekerja di sebuah perusahaan, semakin ia punya kemungkinan ”terjebak” dalam rutinitas. Agar hal ini tidak terjadi pada Anda, usahakan Anda secara rutin melakukan evaluasi atas kinerja Anda. Selain itu, sebaiknya Anda memiliki seorang rekan yang bisa melakukan evaluasi terhadap kinerja Anda. Orang tersebut barangkali bisa menjadi mitra akuntabilitas bagi Anda sehingga memacu Anda untuk terus bertumbuh.
Kesembilan, tingkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda. Kalau Anda bertumbuh, perusahaan Anda akan bertumbuh. Dunia yang terus berubah ditambah kompetisi yang semakin ketat seharusnya menjadi alarm peringatan kalau prestasi masa lalu atau nama besar bukanlah jaminan untuk terus berhasil. Jangan ragu untuk mengikuti berbagai pelatihan, membaca buku-buku pengembangan diri dan juga buku-buku sesuai bidang Anda serta belajar dari mereka yang lebih ahli atau lebih berpengalaman. Saya kenal seorang teman yang menjadi Manager HRD di sebuah bank swasta terkemuka di tanah air yang tidak ragu-ragu menginvestasikan dana pribadinya untuk terus belajar. Baru-baru ini ia mengikuti sebuah pelatihan di Singapura dengan biaya sendiri. Dia sepenuhnya sadar, kalau ia tidak bertumbuh ia akan menjadi ”manusia karatan”.
Kesepuluh, nikmati waktu libur Anda. Alangkah sayangnya jika hidup hanya kita habiskan untuk bekerja. Sesekali kita juga harus mengambil waktu untuk benar-benar lepas dari dunia kerja, untuk beristirahat dan menghimpun tenaga baru. Ambil waktu untuk berdoa dan bersyukur atas semua berkat-Nya. Atau, sekedar menghabiskan waktu dengan keluarga untuk menunjukkan kepada mereka betapa Anda mengasihi mereka. Berlibur dengan keluarga tercinta seringkali membawa kesegaran dan energi baru dalam menghadapi hari-hari akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar