Senin, 25 Mei 2009

Mindset Efisiensi Kerja Bukanlah Mitos

Efisiensi kerja merupakan salah satu pendorong utama dalam kelancaran bisnis dan manajemen. Dan ini tidak pernah terlepas dari kultur organisasi dan kultur di dalam masyarakat tertentu. Sudah menjadi pengetahuan umum (common knowledge) bahwa para pekerja Indonesia yang bekerja di dalam maupun di luar tanah air seringkali “diidentifikasikan” dengan efisiensi kerja yang rendah atau paling tidak belumlah sejajar maupun bisa menandingi rekan-rekannya yang berasal dari negara lain. Bahkan, ini sudah menjadi stereotype yang sering saya alami sebagai pekerja asal Indonesia di Tanah Seberang.

Dalam salah satu anekdot yang seringkali kita dengar, para pekerja asal Indonesia mempunyai efisiensi paling hanyalah sepersekian dari mereka yang berasal dari negara-negara tetangga yang dikenal cukup efisien. Dibandingkan dengan beberapa negara Asia yang telah sangat dipercaya karena efisiensi kerja yang cukup atau bahkan sangat tinggi, malah Indonesia tidak diperhitungkan. Hal-hal demikian cukup mengganggu, terutama dalam persaingan dewasa ini.

Ingatlah bahwa dunia ini semakin tanpa batas dengan adanya perdagangan internasional dan teknologi yang sesungguhnya sangat memungkin siapa saja untuk bersaing dalam skala dunia tanpa kecuali. Untuk bisa bersaing, tentulah tidak dapat dipungkiri betapa pentingnya kemampuan mengelola diri sendiri, yang antara lain dapat dilihat dari tingkat efisiensi kerja dan disiplin yang terproyeksikan ke luar dengan sendirinya.

Solusinya memang tidak bisa instan, serta ini memerlukan niat alias spirit tinggi dalam mengubah mindset. Menurut American Heritage Dictionary, mindset adalah “a fixed mental attitude or disposition that predetermines a person’s responses to and interpretations of situations.” Terjemahannya kurang lebih begini: keyakinan teguh yang menjadi dasar dari respons-respons dan interpretasi yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang bermindset sukses mempunyai respons dan interpretasi yang berbeda dengan seseorang yang bermindset pecundang, misalnya.

Sudah jelas bahwa mindset para pekerja di negara-negara lain yang dikenal super efisiens, misalnya Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Korea dan Cina sangatlah berbeda dengan mindset para pekerja di tanah air. Walaupun mungkin apa yang akan saya utarakan di bawah kedengarannya seperti generalisasi, banyak contoh yang bisa diambil apabila kita membandingkan dengan observasi sehari-hari betapa besar jurang perbedaan yang kasat mata.

Meraih Prestasi & Karir dalam Dunia Kerja

tips yang kiranya dapat menghantarkan Anda untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam karir Anda.

Pertama, bekerjalah sesuai dengan potensi diri Anda. Banyak orang yang tidak berhasil dalam hidup karena mereka bekerja di bidang yang sesungguhnya tidak mereka sukai atau tidak mereka kuasai. Alhasil, prestasi yang mereka peroleh tidak pernah maksimal. Lantas, bagaimana kita bisa tahu potensi diri kita? Ada berbagai pendekatan untuk menjawab hal itu, antara lain carilah pekerjaan yang membangkitkan gairah Anda atau Anda merasa senang ketika mengerjakannya (passion). Dengan demikian, pekerjaan tidak lagi dirasakan sebagai beban karena Anda sangat menikmatinya meski (terkadang) Anda barangkali tidak memperoleh upah dalam bentuk uang atau materi. Bisa jadi bidang itu tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan formal Anda. Selain itu, bekerjalah di bidang yang Anda bisa atau mahir (strength), bukan bidang yang sulit bagi Anda. Orang yang senantiasa melakukan pekerjaan yang sebetulnya sulit baginya lambat-laun akan merasa depresi. Pekerjaan hanya akan menjadi beban baginya.

Kedua, utamakan hubungan baik dengan semua orang. Kompetensi tanpa didukung dengan kemampuan membina hubungan baik akan menjadi penghalang bagi karir seseorang. Sebaliknya, jika seseorang mampu berhubungan baik dengan sesama (termasuk atasan, rekan kerja, bawahan, konsumen, dsb) maka ia akan lebih mudah mendapatkan dukungan. Orang yang tidak mampu berhubungan baik dengan orang lain akan sangat sulit bekerja sama dalam sebuah tim. Bukankah kita semua sadar kalau sebuah prestasi besar hanya mungkin dicapai jika kita bekerja dalam sebuah tim?

Ketiga, tunjukkan minat dan ketulusan untuk membantu rekan kerja lebih sukses. Hal ini bisa diwujudkan melalui tindakan proaktif dalam bekerja, kesediaan memberikan ide atau kritik yang membangun serta kesediaan untuk berbagi ilmu dengan rekan kerja lainnya.

Keempat, berikan lebih dari yang diminta. Orang yang bekerja pas bandrol akan mendapatkan upah yang pas bandrol pula. Berikan yang terbaik yang mampu Anda berikan. Sayangnya, banyak juga orang yang sering berkata, ”Kalau gaji saya dinaikkan tentu saya akan bekerja lebih giat!” Ini bukan sikap yang bijaksana. Bukankah hukum alam mengajarkan dengan tegas bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur dan bukan sebaliknya? Jadi, menabur dulu baru menuai kemudian. Lakukan yang terbaik dulu maka upah, promosi jabatan, dsb, akan mengikuti kita. Seorang sahabat pernah mengingatkan saya kalau orang yang paling memberatkan perusahaan bukanlah karyawan dengan gaji paling tinggi melainkan karyawan yang tidak produktif. Oleh karena itu, jadikanlah diri Anda berharga bagi perusahaan. Kehadiran dan ketidakhadiran Anda dalam perusahaan tersebut seharusnya memberikan warna tersendiri. Yang paling berbahaya jika kehadiran Anda sama sekali tidak memberikan nilai tambah atau bahkan nilai minus bagi perusahaan. Saya sering mengatakan kalau karyawan yang baik ibarat tulang rusuk bagi perusahaan.

Kelima, bergaul lintas departemen. Hal ini sangat penting agar Anda memahami organisasi secara keseluruhan dan makin sadar kalau kesuksesan organisasi ditentukan oleh kesuksesan tiap bagian atau departemen di dalamnya. Dengan demikian, Anda akan semakin rendah hati. Tanpa bergaul lintas departemen, seseorang cenderung menjadi sombong dan berpikir kalau departemennyalah yang paling penting dan paling berjasa bagi keberhasilan perusahaan.

Keenam, terlibatlah dalam kegiatan informal. Misalnya, nonton bersama, natal bersama, olahraga, atau piknik bersama. Kegiatan seperti ini tidak hanya mengakrabkan hubungan namun sekaligus memperluas lingkaran pengaruh Anda sehingga akan memudahkan Anda jika suatu hari nanti Anda menempati posisi strategis sebagai pemimpin di perusahaan tersebut.

Ketujuh, prioritaskan pekerjaan-pekerjaan Anda. Sekedar sibuk tidaklah berarti Anda orang yang berprestasi. Oleh sebab itu, Anda harus membuat agenda mengenai hal apa saja yang harus Anda lakukan dan mendisiplinkan diri Anda untuk mengerjakannya. Pepatah mengatakan disiplin beratnya berkilo-kilo namun penyesalan beratnya berton-ton. Fokus untuk mengerjakan prioritas pekerjaan Anda akan membuat Anda menjadi orang yang lebih produktif.

Kedelapan, evaluasi berkala kinerja Anda. Semakin lama seseorang bekerja di sebuah perusahaan, semakin ia punya kemungkinan ”terjebak” dalam rutinitas. Agar hal ini tidak terjadi pada Anda, usahakan Anda secara rutin melakukan evaluasi atas kinerja Anda. Selain itu, sebaiknya Anda memiliki seorang rekan yang bisa melakukan evaluasi terhadap kinerja Anda. Orang tersebut barangkali bisa menjadi mitra akuntabilitas bagi Anda sehingga memacu Anda untuk terus bertumbuh.

Kesembilan, tingkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda. Kalau Anda bertumbuh, perusahaan Anda akan bertumbuh. Dunia yang terus berubah ditambah kompetisi yang semakin ketat seharusnya menjadi alarm peringatan kalau prestasi masa lalu atau nama besar bukanlah jaminan untuk terus berhasil. Jangan ragu untuk mengikuti berbagai pelatihan, membaca buku-buku pengembangan diri dan juga buku-buku sesuai bidang Anda serta belajar dari mereka yang lebih ahli atau lebih berpengalaman. Saya kenal seorang teman yang menjadi Manager HRD di sebuah bank swasta terkemuka di tanah air yang tidak ragu-ragu menginvestasikan dana pribadinya untuk terus belajar. Baru-baru ini ia mengikuti sebuah pelatihan di Singapura dengan biaya sendiri. Dia sepenuhnya sadar, kalau ia tidak bertumbuh ia akan menjadi ”manusia karatan”.

Kesepuluh, nikmati waktu libur Anda. Alangkah sayangnya jika hidup hanya kita habiskan untuk bekerja. Sesekali kita juga harus mengambil waktu untuk benar-benar lepas dari dunia kerja, untuk beristirahat dan menghimpun tenaga baru. Ambil waktu untuk berdoa dan bersyukur atas semua berkat-Nya. Atau, sekedar menghabiskan waktu dengan keluarga untuk menunjukkan kepada mereka betapa Anda mengasihi mereka. Berlibur dengan keluarga tercinta seringkali membawa kesegaran dan energi baru dalam menghadapi hari-hari akan datang.

Empat bintang dalam dunia kerja

Untuk mendapatkan ide yang lebih baik, maka dilakukan dengan bagaimana mengidentifikasi bintang-bintang tersebut, yaitu tim yang mempunyai berbagai karakteristik yang sukses dalam bisnis, politik, dan pemimpin institusi nirlaba. Hanya empat kategori atau kode yang diperlukan untuk mengklasifikasi mereka semua.

1) inovator

Inovator mendapatkan ide-ide yang membuat produk-produk baru, pasar baru, nilai saham, dan menetaskan ribuan pekerjaan.

Mereka sering dipukul dengan penemuan mereka bekerja sementara oleh sebuah organisasi - sebuah rumah sakit, pemerintah, sebuah perusahaan - atau paling sering selama mereka studi universitas. Mereka adalah sebagai mungkin, namun, untuk mengikuti mereka melalui penemuan luar sebagai organisasi yang di dalamnya. Pada kasus manapun, yang menciptakan penemuan berikutnya gelombang besar energi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan beberapa pekerjaan penetasan.

Apa yang membuat bintang inovator tidak hanya kreatif kapasitas mereka, tetapi jarang mereka juga bakat untuk mencari inovasi dalam semua aspek kehidupan mereka. Ide brilian sering lahir dari mencari solusi untuk masalah sulit, dan inovasi baru yang dapat menyelesaikan masalah dan mewujudkan gagasan. Namun, mereka tidak semestinya orang yang membawa ke pasar.

2) Pengusaha

Pengusaha yang paling dikenali sebagai super salespeople atau rainmakers. Pengusaha adalah orang-orang yang melihat gambaran, menyadari potensi, menggambarkan langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat ide sebuah kenyataan, dan kemudian inovator membawa bersama-sama dengan pendukung untuk membentuk sebuah usaha baru. Pengusaha bertaruh uang atau karir mereka di sebuah ide baru, apakah ini usaha baru atau inisiatif baru dalam sebuah organisasi. Pengusaha yang langka hadiah optimis dan penentuan, yang, dan mungkin akan tetap, baru sumber daya yang paling berharga di dunia. Optimisme dan penentuan lebih berharga dalam persamaan dari kreativitas dan inovasi karena mereka rarer.

Penting juga untuk mengenali “wirausahawan sosial” dalam kategori ini, karena mereka adalah sama pentingnya untuk bangunan panas, pertumbuhan kota. Sosial surges dari pengusaha memberikan energi positif melalui philanthropies. Pekerjaan ini dilakukan pengusaha meningkatkan budaya kota dan mereka selalu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Enterprisers sosial ini tidak hanya menciptakan kota yang lebih baik, mereka adalah organisasi ekonomi dan pekerjaan mesin-mesin penetasan.

3) superstar

Superstar merupakan pengejar prestasi kreatif yang sangat langka, orang luar biasa berbakat dalam seni, hiburan, atau olahraga. Mereka sudah terkenal sebagai penulis, penyanyi, musisi, seniman, jurumasak, arsitek, aktor, desainer fashion, politisi, pemain sepak bola dan bola basket, dll. Orang-orang terkenal (selebritis) tersebut perlu kategori tersendiri karena mereka berharga sebagai magnet untuk kota di mana mereka tinggal dan bekerja. Tetapi kebanyakan karena mereka merupakan mesin ekonomi bagi diri mereka sendiri. Mereka membuat energi baru ekonomi yang besar melalui film, buku, konser dan kejuaraan olahraga. Hal-hal yang mereka lakukan, terkait usaha yang mempromosikan mereka, yang menyebabkan mereka memperoleh dukungan terus-menerus.

4) Super Mentor

Inovator, Entrepreneur, dan superstar yang terandalkan, apakah mereka tahu atau tidak, mereka mempunyai keamapuan pengembang yang genius. Mereka kita sebut sebagai Super Mentor. Mereka adalah orang-orang yang berkata, “Anda dapat ide untuk menjadikan sebuah perusahaan. Saya akan menjadi investor untuk Anda.” Atau, “Kami perlu mendukung dari belakang gagasan profesor. Profesor butuh laboratorium di kota ini.” Atau, “Mari kita memulai program pemuda yang terbaik untuk negara.”

Ada beberapa jenis Super Mentor. Seringkali mereka adalah “bapak-kota,” pebisnis kaya yang mempunyai perhatian mendalam tentang kota mereka. Mereka dapat berupa pimpinan perguruan tinggi atau kepala lembaga amal atau pemimpin agama atau CEO. Kadang-kadang mereka hanya warga biasa yang mempunyai komitmen yang mendalam untuk tempat mereka tinggal dan mempunyai kemampuan untuk menemukan dan mendorong bakat-bakat yang belum terasah. Pada kasus manapun, Super Mentor memiliki keistimewaan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan bintang muda dan dengan tangan kuatnya membimbing dan mengarahkan mereka.

Super Mentor juga memiliki kapasitas untuk memberikan dukungan dan partisipasi yang luas dalam inisiatif lokal yang tidak akan terjadi tanpa dukungan tersebut. Pertumbuhan kota terbaik dan tercepat di dunia berjalan secara informal, tidak dipilih-kelompok Super Mentor. Mereka bekerja di luar pemerintah daerah dan bertemu secara berkala untuk menentukan kegiatan dan strategi untuk membantu kota dan masyarakat memenangkan persaingan.

MENGATASI “BAD MOOD” DALAM DUNIA KERJA

Kadang kita sendiri tidak menyadari, kenapa sih tiba-tiba kita bisa “bad mood”, tiba-tiba aja bawaan jadi gak enak, istilah ngetrendnya sih “lagi BT nih”. Terkadang perasaan sedih, kecewa, khawatir akan suatu hal merupakan hal-hal yang cukup berpengaruh dengan “bad mood” ini, bisa juga berantem dengan pacar atau suami/istri secara gak langsung akan mempengaruhi emosi kamu dan tanpa disadari terbawa kedalam pembawaan diri kita dan timbulah “bad mood”. Kebanyakan sih kita tidak menyadari kenapa yah hari ini tiba-tiba kita jadi “bad mood”, pokoknya hari yang begitu indah ini terlihat suram di mata kamu. Terbayang gak‘ kalau anda berada dalam dunia kerja dan terkena “bad mood”, pastinya hasil kerja anda tidak akan maksimal, belum lagi bawaan “bad mood” ini juga akan mempengaruhi sinar mata anda, muka anda yang ditekuk, senyum yang tiba-tiba hilang, itu semua akan membuat semua rekan kerja bertanya-tanya, kalau mereka bisa mengerti anda sedang “bad mood” mungkin anda aman, tetapi bagaimana yang tidak mengerti dan tersinggung dengan sikap anda saat “bad mood”, pastinya akan merusak hubungan dengan rekan kerja.

Banyak juga yang bilang “bad mood” itu pembawaan, tapi menurut saya “bad mood” itu bisa terjadi pada siapa saja. Terkadang pribadi yang begitu ceria pun bisa secara tiba-tiba terserang ”bad mood”. Tetapi mungkin kadar “bad mood” di masing-masing orang berbeda karatnya, ada yang hampir setiap hari “bad mood”, ada juga yang sering terlihat “bad mood” atau mungkin sekali sekali saja “bad mood”nya

Nah, untuk kamu-kamu yang merasa sering kena “bad mood”, lebih baik kamu menyadari hal ini, lebih banyak negatifnya lho dibanding positifnya, terutama bagi anda yang bekerja di kantor atau sebagai seorang professional, sepertinya anda harus belajar untuk membaca suasana hati anda dan bisa mengeremnya agar tidak berpengaruh ke diri anda terutama saat sedang bekerja. Jangan sampai pekerjaan dan rekan kerja anda menjadi korban “bad mood” anda

Mungkin saya bukan seorang ahli, tapi ada beberapa hal yang bisa disarankan untuk meredam “bad mood”, mungkin saja hal ini bisa membantu mengatasi “bad mood” yang seringkali menyerang kita.
- Tenangkan diri saat ada masalah yang datang dan menggangu pikiran anda. Banyak cara menenangkan diri, misalnya saja dengan menarik nafas, mendengarkan musik, membaca novel, pergi ke pantai, ke pegunungan atau apapun anda bisa lakukan sesuai dengan apa yang menjadi hobby anda
- Masalah kalau dibiarkan akan berlarut-larut, jadi secepatnya anda selesaikan masalah tersebut, hadapilah semua kenyataan yang datang, tegarkan diri anda, semua masalah pasti ada penyelesaiannya. Kemanapun anda lari, masalah akan tetap ada.
- Sehatkan diri, aeroboik, pergi ke gym, lari di lapangan, berlari-lari kecil, yoga atau apapun olahraga bisa anda lakukan, katanya sih dengan berolahraga pikiran dan jiwa kita juga menjadi sehat dan semoga saja emosi negative yang ada disekitar kita bisa hilang.
- Sahabat dan teman-teman yang menyenangkan merupakan obat yang mujarab untuk “bad mood”, bergembiralah, jalan ke mall bersama-sama dengan mereka, ngopi bareng, jalan ke suatu tempat bersama-sama, atau bisa saja clubbing bersama teman-teman. Tertawalah bersama mereka, ciptakan kebahagiaan bersama mereka, lupakan semua masalah sejenak, coba berpikir positif indahnya hidup ini.

Pada dasarnya semua permasalahan hidup ini bisa menimbulkan “bad mood”, hanya bagaimana masing-masing manusia menghadapinya punya cara yang berbeda. Selamat bekerja ya.

Menilai Mutu Pendidikan

Sistem ujian/ulangan sekolah2 di Jepang menarik untuk kita cermati.
Pendidikan dasar (shougakkou) tidak mengenal ujian kenaikan kelas, tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir pun tidak ada, karena SD dan SMP masih termasuk kelompok compulsoy education, sehingga siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar ke SMP.
Lalu bagaimana menilai mutu pendidikan ?

Tentu saja guru tetap melakukan ulangan sekali2 untuk mengecek daya tangkap siswa. Dan penilaian ulangan pun tidak dengan angka tetapi dengan huruf : A, B, C, kecuali untuk matematika. Dari kelas 4 hingga kelas 6 juga dilakukan test IQ untuk melihat kemampuan dasar siswa. Data ini dipakai bukan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan hasil test IQ-nya, tetapi untuk memberikan perhatian lebih kepada siswa dengan kemampuan di atas normal atau di bawah normal. Perlu diketahui, siswa2 di Jepang tidak dikelompokkan berdasarkan kepandaian, tetapi semua anak dianggap `bisa` mengikuti pelajaran, sehingga kelas berisi siswa dengan beragam kemampuan akademik.

Compulsory Education di Jepang dilaksanakan dengan prinsip memberikan akses penuh kepada semua anak untuk mengenyam pendidikan selama 9 tahun (SD dan SMP) dengan menggratiskan tuition fee, dan mewajibkan orang tua untuk menyekolahkan anak (ditetapkan dalam Fundamental Law of Education). Untuk memudahkan akses, maka di setiap distrik didirikan SD dan SMP walaupun daerah kampung dan siswanya minim (per kelas 10-11 siswa). Orang tua pun tidak boleh menyekolahkan anak ke distrik yang lain, jadi selama masa compulsory education, anak bersekolah di distrik masing2. Tentu saja mutu sekolah negeri di semua distrik sama, dalam arti fasilitas sekolah, bangunan sekolah, tenaga pengajar dengan persyaratan yang sama (guru harus memegang lisensi mengajar yang dikeluarkan oleh Educational Board setiap prefecture). Oleh karena itu mutu siswa SD dan SMP di Jepang yang bersekolah di sekolah negeri dapat dikatakan `sama`, sebab Ministry of Education menkondisikan equality di semua sekolah. Saat ini tengah digalakkan program reformasi yang memberi kesempatan kepada sekolah untuk berkreasi mengembangkan proses pendidikannya, tetapi tetap saja dalam pantauan MOE.

Menyoal Paradigma Mutu Pendidikan Indonesia

Diakui atau tidak, krisis multidimensional yang melanda negeri ini membuka mata kita terhadap mutu pendidikan manusia Indonesia. Pun dengan sumber daya manusia hasil pendidikan yang ada di negeri ini. Memang, penyebab krisis itu sendiri begitu kompleks. Namun tak dipungkiri bahwa penyebab utamanya adalah sumber daya manusia itu sendiri yang kurang bermutu. Jangan harap bicara soal profesionalisme, terkadang sikap manusia Indonesia yang paling merisaukan adalah seringnya bertindak tanpa moralitas.

Dalam sebuah penelitian, diuangkapkan bahwa produktivitas manusia Indonesia begitu rendah. Hal ini dikarenakan kurang percaya diri, kurang kompetitif, kurang kreatif dan sulit berprakarsa sendiri (=selfstarter, N Idrus CITD 1999). Tentunya, hal itu disebabkan oleh sistem pendidikan yang top down, dan yang tidak mengembangkan inovasi dan kreativitas.

Dalam sebuah seminar yang bertajuk “Seminar Nasional Kualitas Pendidikan dalam Membangung Kualitas Bangsa” salah satu pembicaranya yakni Drs Engkoswara, M.Pd., dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, menegaskan bahwa, memang dewasa ini, sepertinya pendidikan seakan mengalami kemajuan dengan pertumbuhan sarjana, pascasarjana hingga doktor di berbagai bidang dan munculnya gedung-gedung sekolah hingga perguruan tinggi yang cukup mewah. Sayangnya, hingga kini pendidikan tidak bisa diakses secara merata oleh penduduk Indonesia.

Seiring dengan itu, tokoh cendikiawan muslim, Nurcholis Madjid mengakui bahwa, di Amerika, Jepang dan negara-negara lain baik di Asia dan Eropa, perkembangan pendidikan hampir merata. Sebab, anggaran yang dialokasikan ke pendidikan besar dan berjalan lancar. Tentu saja, pendapat ini tidak begitu saja dilontarkan. Menurutnya, paling tidak 65% penduduk Indonesia berpendidikan SD, bahkan tidak tamat. Selain itu kualitas pendidikan di negara ini juga dinilai masih rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Tak heran jika Indonesia hanya menempati urutan 102 dari 107 negara di dunia dan urutan 41 dari 47 negara di Asia.

Manajemen pendidikan

anajemen pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu ( sumber daya) untuk mencapai suatu tujuan, jadi manajemen adalah proses pengintegrasian sumber- sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem totalitas untuk menyelesaikan tujuannya.

Administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang juga meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan dengan menggunakan fasilitas yang tersedia, baik personel, material maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.

Dengan memperhatikan pendapat- pendapat tersebut diatas maka agak sukar untuk memisahkan anara manajemen dengan administrasi. Namun secara sederhana dapat ditarik suatu batasan bahwa manajemen adalah mengelola orang- orangnya sebagai pelaksana secara efektif dan administrasi adalah sebagai pengarah efektif.

Langkah strategis yang perlu dilakukan untuk membuat pendidikan menjadi unggul dan diminati masyarakat adalah:

a. Fokus pada pengguna jasa pendidikan ( pelanggan)

Kepuasan pengguna jasa pendidikan adalah faktor yang sangat penting untuk diperhatikan oleh lembaga pendidikan, karenanya identifikasi pengguna jasa pendidikan dan kebutuhan mereka merupakan aspek yang krusial dan tidak boleh diabaikan.

b. Kepemimpinan

Pimpinan lembaga pendidikan perlu menciptakan visi untuk mengarahkan lembaga pendidikan dan karyawannya. Penciptaan visi yang jelas akan menumbuhkan komitmen karyawan terhadap kualitas, memfokuskan semua upaya lembaga pendidikan pada pemuasan kebutuhan pengguna atau pelanggan, menumbuhkan sense of teamwork, standard of excellence dan menjembatani keadaan lembaga pendidikan sekarang dan masa yang akan datang.

c. Perbaikan yang berkesinambungan

Perbaikan yang berkesinambungan tentunya berkaitan erat dengan komitmen ( continous quality improvement) dan proses ( continous process improvement). Komitment terhadap kualitas dimulai dengan peryataan dedikasi pada misi dan visi, serta pemberdayaan semua partisipan untuk secara inkremental mewujudkan visi tersebut.

Perbaikan yang berkesinambungan tersebut tergantung pada dua unsur yaitu; Pertama, mempelajari proses, alat keterampilan yang tepat. Kedua, Menerapkan keterampilan baru pada small achieveable project.

d. Manajemen SDM

Selain merupakan aset organisasi yang sangat vital, sumber manusia ( SDM) merupakan pelanggan internal yang menentukan kualitas akhir sebuah lembaga. Oleh karenanya sukses dan tidaknya implementasi TQM sangat ditentukan oleh kesiapan, kesediaan dan kompetensi sumber daya manusia dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan untuk merealisasikannya secara sungguh- sungguh.